Jakarta, AwakBerita.com – Bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Sumatera, menimbulkan dampak yang sangat besar. Untuk mengatasi dampak tersebut, salah satu langkah yang sangat penting adalah proses identifikasi korban bencana. Dalam hal ini, Polri mengerahkan 1.105 personel dari Disaster Victim Identification (DVI) untuk mempercepat identifikasi korban bencana, khususnya yang terjadi di Sumatera. Dengan adanya tim DVI, harapkan keluarga korban dapat segera mengetahui kondisi sanak saudara mereka, dan proses penanganan bisa berjalan lebih efisien.
DVI Polri memiliki peran yang sangat krusial dalam proses identifikasi korban bencana. Proses ini melibatkan serangkaian prosedur yang sangat teliti, seperti pencocokan data gigi, sidik jari, dan rekaman DNA untuk memastikan identitas korban. Kecepatan dan ketepatan dalam melaksanakan tugas ini sangat perlukan, mengingat jumlah korban yang sangat banyak dan waktu yang terbatas untuk memberikan kepastian kepada keluarga korban.
Pentingnya Peran DVI dalam Proses Identifikasi Korban Bencana
Tim DVI Polri bentuk khusus untuk menangani identifikasi korban bencana. Fungsi utama dari tim ini adalah untuk memverifikasi identitas korban yang sering kali dalam kondisi tidak utuh. Baik karena kerusakan tubuh akibat bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, atau kebakaran. Proses identifikasi yang lakukan oleh DVI bukan hanya untuk memberi kepastian identitas, tetapi juga untuk membantu pihak berwenang dalam proses evakuasi dan pemulihan bencana.
Di Sumatera, Polri mengerahkan 1.105 personel dari DVI yang terdiri dari dokter forensik, ahli gigi, ahli DNA, hingga tenaga medis lainnya. Mereka bekerja secara bersama-sama dalam tim untuk memverifikasi identitas korban menggunakan berbagai metode ilmiah yang sudah terbukti akurat. Salah satu metode yang sering gunakan adalah identifikasi melalui data gigi, yang memiliki tingkat akurasi sangat tinggi meski tubuh korban telah rusak parah.
Tidak hanya itu, tim DVI juga mengandalkan pencocokan data sidik jari, yang menjadi salah satu alat identifikasi yang sangat efektif. Meskipun terdengar teknis, setiap anggota tim DVI memiliki keahlian dan kecepatan dalam melakukan tugasnya. Hasil kerja tim DVI ini memberikan kepastian bagi keluarga korban dan mempercepat proses administrasi terkait penanganan bencana.
Tantangan dalam Proses Identifikasi dan Langkah yang Ditempuh
Proses identifikasi korban bencana bukanlah hal yang mudah. Selain tantangan teknis yang harus hadapi oleh tim DVI, ada juga tantangan lain. Seperti kondisi korban yang sudah rusak atau sulit kenali. Hal ini sering kali memerlukan pendekatan yang lebih hati-hati dan waktu yang lebih lama, tergantung pada tingkat kerusakan yang alami tubuh korban.
Selain itu, dalam beberapa kasus, data korban yang tidak lengkap atau tidak akurat juga bisa menjadi kendala. Misalnya, beberapa korban mungkin tidak memiliki kartu identitas atau data pribadi yang jelas, yang membuat proses identifikasi menjadi lebih rumit. Oleh karena itu, tim DVI bekerja sama dengan pihak terkait. Seperti rumah sakit, pemerintah daerah, dan organisasi lainnya, untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin agar identifikasi bisa lakukan dengan tepat.
Dalam menghadapi tantangan ini, Polri tidak hanya mengandalkan teknologi dan prosedur yang ada, tetapi juga meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Penggunaan teknologi DNA dan perangkat lunak modern untuk pencocokan data juga menjadi salah satu langkah penting untuk mempercepat identifikasi. Hal ini semakin memudahkan tim DVI dalam menyelesaikan tugas mereka, terutama dalam bencana dengan jumlah korban yang sangat banyak.