Cilacap, AwakBerita.com Jawa Tengah — Bencana longsor yang terjadi pada Senin malam (15 November 2025) di kawasan perbukitan Cilacap, telah merenggut banyak nyawa dan meninggalkan trauma mendalam bagi warga setempat. Hingga Rabu pagi, data terbaru mencatatkan sedikitnya 16 korban tewas dan 7 orang hilang. Pencarian dan evakuasi masih terus lakukan oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan relawan.
Menurut informasi yang himpun, longsor terjadi setelah hujan lebat yang mengguyur wilayah Cilacap sejak sore hari. Tanah yang sudah jenuh oleh air, akhirnya longsor dan menimpa permukiman warga di Desa Cikidang, Kecamatan Majenang, yang terletak di lereng gunung. Rumah-rumah warga yang berada di bawah tebing itu ambruk akibat pergerakan tanah yang begitu cepat.
“Kami belum sempat menyelamatkan diri. Semua terjadi begitu cepat. Kami hanya bisa berdoa dan berharap semoga ada yang selamat,” ujar salah satu warga yang selamat dalam peristiwa ini.
Penyebab dan Dampak Bencana
Para ahli menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari berturut-turut menjadi salah satu pemicu utama longsor. Selain itu, kerusakan lahan akibat pembalakan liar dan konversi lahan menjadi lahan pertanian di beberapa area juga anggap memperburuk kondisi tanah yang rawan longsor.
Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga mengancam keberlanjutan hidup banyak orang. Sejumlah jalan utama menuju desa-desa terdampak tertutup material longsor, menghambat proses evakuasi dan distribusi bantuan.
Proses Evakuasi dan Penanganan
Pihak berwenang bersama petugas SAR dan relawan telah bekerja keras untuk mencari korban yang hilang dan mengevakuasi warga yang selamat. Hingga saat ini, tim gabungan berhasil menemukan beberapa korban yang terperangkap di reruntuhan rumah dan tanah longsor. Meski begitu, proses pencarian korban hilang di lokasi yang penuh dengan material tanah dan batu sangatlah sulit.
Kepala Basarnas Cilacap, Doni Suryo, mengungkapkan bahwa kondisi cuaca yang masih buruk menjadi tantangan besar dalam upaya pencarian korban. “Kami terus berupaya maksimal meskipun tantangan yang hadapi cukup berat. Semoga cuaca membaik agar kami bisa bekerja lebih cepat,” ujarnya.
Dukungan dan Bantuan
Dalam beberapa hari terakhir, berbagai pihak mulai berdatangan untuk memberikan bantuan, baik dalam bentuk logistik maupun tenaga medis. Pemkab Cilacap bersama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) mengirimkan tim medis dan makanan darurat untuk membantu para korban yang selamat dan pengungsi.
Selain itu, warga sekitar juga berbondong-bondong membantu proses evakuasi dengan peralatan seadanya, meskipun akses jalan menuju lokasi sangat terbatas.
Bencana longsor di Cilacap ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, khususnya di daerah yang rawan longsor. Pemerintah daerah dan pusat harapkan segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan tata ruang dan pembangunan di wilayah rawan bencana.
Ke depannya, pihak berwenang juga perlu memperhatikan sistem peringatan dini, serta melibatkan masyarakat dalam mitigasi bencana, agar kejadian serupa tidak terulang. Semoga korban yang masih hilang dapat segera temukan, dan para keluarga yang terdampak beri ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.