Jakarta, AwakBerita.com Sejumlah emiten dalam grup ini mencatat lonjakan harga yang luar biasa bahkan ada yang melesat ratusan persen. Menariknya, sebagian sahamnya masih berada di level “gocap”, sehingga diburu investor yang berharap cuan besar. Namun, peluang besar ini tentu datang bersama risikonya.
Beberapa saham Bakrie Group tampil sebagai top gainers tahun ini:
- PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) melonjak +323,91% sejak awal tahun hingga Oktober 2025.
- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik +15,70% hanya dalam satu hari pada 23 September 2025, setelah sebelumnya reli kuat selama sebulan.
- PT Darma Henwa Tbk (DEWA) juga tidak mau kalah dengan kenaikan +13,08% dalam sehari.
- Investor asing pun ikut ramai-ramai membeli, terutama saham BUMI, yang menjadi salah satu saham dengan net buy asing terbesar pada 10 November 2025.
- Laporan kinerja perusahaan juga memperkuat sentimen. ENRG mencatat kenaikan penjualan +13%, EBITDA +24%, dan laba bersih +9% pada kuartal III 2025.
Lonjakan-lonjakan ini membuat saham Bakrie kembali jadi bahan pembicaraan hangat di kalangan trader dan investor ritel.
📌 Apa yang Mendorong Lonjakan Harga Saham Bakrie?
Ada beberapa alasan mengapa saham grup ini bisa “terbang” begitu cepat:
1. Kinerja Keuangan Membalik Positif
ENRG mencatat peningkatan produksi minyak +6% YoY, ditambah kenaikan harga jual gas +7%. Perbaikan fundamental seperti ini menjadi bahan bakar utama kenaikan harga saham.
2. Aksi Korporasi yang Agresif
Akuisisi aset migas baru oleh ENRG, rencana obligasi BUMI, serta berbagai strategi ekspansi membuat pelaku pasar melihat ada prospek pertumbuhan ke depan.
3. Minat Investor Asing
Pembelian besar-besaran oleh investor asing membuat kepercayaan publik meningkat. Seperti yang sering terjadi, ketika asing masuk sentimen ikut terangkat.
4. Harga Saham Masih Tergolong Murah
Banyak saham Bakrie yang masih berada di level rendah, termasuk yang “gocap”. Harga murah ini membuat investor ritel merasa “tidak ada salahnya mencoba”.
5. Sentimen Positif Komoditas
Sebagian besar emiten Bakrie bergerak di sektor tambang, energi, dan migas sektor yang sedang mendapat angin segar dari pergerakan harga komoditas global.
⚠️ Tapi Ingat, Risiko Tetap Mengintai
Di balik kenaikan besar, ada risiko yang harus diperhatikan:
- Volatilitas ekstrem. Contoh: saham BNBR pernah naik +55% dalam sebulan, menunjukkan pergerakan yang tidak stabil.
- Saham gocap = risiko tinggi. Harga murah tidak selalu berarti valuasi menarik. Bisa saja perusahaan masih menghadapi masalah struktural.
- Dipengaruhi harga komoditas global. Jika harga batu bara, minyak, atau gas turun, saham bisa ikut melemah.
- Isu utang dan aksi korporasi. Beberapa perusahaan Bakrie masih berkutat dengan beban utang dan konversi obligasi hal yang bisa menekan nilai saham di masa depan.
- Analis tetap berhati-hati. Walaupun ruang kenaikan ada, tidak ada jaminan kenaikan akan berlanjut tanpa koreksi.
Kenaikan spektakuler saham-saham Grup Bakrie pada 2025 memang nyata. Namun, investor perlu memahami bahwa saham yang naik cepat juga bisa turun cepat. Apalagi jika harganya sangat rendah dan volatilitasnya tinggi.
Tips untuk Investor:
- Selalu lakukan analisis fundamental dan teknikal sebelum membeli.
- Tetapkan batas rugi dan batas untung.
- Jangan hanya mengandalkan hype.
- Tentukan tujuan investasi: jangka pendek atau jangka panjang.
- Perhatikan sentimen komoditas dan perkembangan aksi korporasi emiten terkait.
Jika dikelola dengan strategi yang tepat, peluang dari saham Bakrie bisa sangat menjanjikan. Namun, tanpa manajemen risiko, keuntungan besar bisa berubah menjadi kerugian besar.